Pernahkah
kamu melihat peristiwa penguapan? Pada peristiwa penguapan terjadi perubahan
dari zat cair menjadi gas. Jika zat cair dimasukkan ke dalam suatu ruangan
tertutup maka zat tersebut akan menguap hingga ruangan tersebut jenuh. Pada
keadaan ini proses penguapan tetap berlangsung dan pada saat yang sama juga
terjadi proses pengembunan. Laju penguapan sama dengan laju pengembunan.
Keadaan ini dikatakan terjadi kesetimbangan dinamis antara zat cair dan uap
jenuhnya. Artinya bahwa tidak akan terjadi perubahan lebih lanjut tetapi reaksi
atau proses yang terjadi masih terus berlangsung. Tekanan yang disebabkan oleh
uap jenuh dinamakan tekanan uap jenuh.
Gambar
Manometer merkurium
Pada alat
tersebut setelah larutan dimasukkan dalam labu, semua udara dalam pipa
penghubung dikeluarkan melalui pompa vakum. Jika keran ditutup, maka uap yang
ada dalam pipa penghubung hanyalah uap dari pelarut larutan tadi sehingga uap
itu disebut tekanan uap larutan tersebut. Semakin tinggi suhu cairan semakin
banyak uap yang berada di atas permukaan cairan dan tekanan uap yang terbaca
semakin tinggi.
Untuk
mengetahui penurunan tekanan uap maka pada tahun 1880-an kimiawan Perancis F.M.
Raoult mendapati bahwa melarutkan suatu zat terlarut mempunyai efek penurunan
tekanan uap dari pelarut. Apabila pada pelarut murni kita tambahkan sejumlah
zat terlarut yang tidak mudah menguap, apa yang akan terjadi?
Gambar Partikel-partikel Pelarut Murni
dan Larutan
Dari gambar
di atas dapat kita lihat bahwa jumlah partikel pelarut pada pelarut murni
(Gambar A) di permukaan lebih banyak dibandingkan pada larutan (Gambar B).
Partikel-partikel pada larutan lebih tidak teratur dibandingkan
partikel-partikel
pada pelarut murni. Hal ini menyebabkan tekanan uap larutan lebih kecil daripada pelarut murni. Inilah yang dinamakan penurunan tekanan uap jenuh. Selisih antara tekanan uap murni dengan tekanan uap larutan jenuh dapat dituliskan secara
matematis seperti berikut.
pada pelarut murni. Hal ini menyebabkan tekanan uap larutan lebih kecil daripada pelarut murni. Inilah yang dinamakan penurunan tekanan uap jenuh. Selisih antara tekanan uap murni dengan tekanan uap larutan jenuh dapat dituliskan secara
matematis seperti berikut.
ΔP = P0 – P
Keterangan:
ΔP = penurunan tekanan uap
P0 = tekanan uap pelarut murni
P = tekanan uap jenuh larutan
ΔP = penurunan tekanan uap
P0 = tekanan uap pelarut murni
P = tekanan uap jenuh larutan
Bagaimana
hubungan penurunan tekanan uap dengan jumlah partikel? Menurut Raoult, besarnya
tekanan uap pelarut di atas suatu larutan (P) sama dengan hasil kali tekanan
uap pelarut murni (P0) dengan fraksi mol zat pelarut dalam larutan (xB).
P = xB . P0
Persamaan di
atas dikenal dengan hukum Raoult. Hukum Raoult hanya berlaku pada larutan ideal
dan larutan tersebut merupakan larutan encer tetapi pada larutan encer yang
tidak mempunyai interaksi kimia di antara komponen-komponennya, hukum Raoult
berlaku pada pelarut saja. Adapun banyaknya penurunan tekanan uap ( ΔP ) sama
dengan hasil kali fraksi mol terlarut (xA) dan tekanan uap pelarut murni (P0).
Pernyataan ini secara matematis dapat dituliskan seperti berikut.
ΔP =
xA . Po
Keterangan:
xA = fraksi mol zat terlarut
xB = fraksi mol zat pelarut
xA = fraksi mol zat terlarut
xB = fraksi mol zat pelarut
Contoh
Fraksi mol urea dalam air adalah 0,5. Tekanan uap air pada 20°C adalah 17,5 mmHg. Berapakah tekanan uap jenuh larutan tersebut pada suhu tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui : xA = 0,5
P0 = 17,5 mmHg
Ditanya : P …?
Jawab : ΔP = xA ⋅ P0
= 0,5 ⋅ 17,5 mmHg
= 8,75 mmHg
P = P0 – ΔP
= 17,5 mmHg – 8,75 mmHg
= 8,75 mmHg
0 komentar:
Posting Komentar